BELA NEGARA

di kampus bela negara

Naufalrais
2 min readAug 17, 2020

Dalam merayakan Hari Kemerdekaan kali ini kita melaksanakannya dengan cara yang berbeda karena situasi pandemi. Seperti biasa setiap Hari Kemerdekaan apabila dalam keadaan normal, selalu dilaksanakan upacara bendera. Upacara yang tentu saja sedikit berbeda daripada upacara di hari-hari lain. Bahkan mulai dari tingkat Kabupaten/Kota sampai Kepresidenan disiapkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dari beberapa bulan sebelumnya.

Membahas perihal upacara bendera, saya jadi teringat satu hal. Dimana di kampus saya, yaitu UPN “Veteran” Jakarta hampir setiap sebulan sekali mengadakan upacara bendera. Akan tetapi yang menjadi peserta upacara dominan berasal dari para mahasiswa penerima beasiswa, karena ketentuan ataupun anjurannya menginstruksikan kepada penerima beasiswa WAJIB menjadi peserta upacara. Saya mengetahui hal tersebut karena sayapun mahasiswa penerima beasiswa yang biasa menjadi peserta upacara.

Ketika hal tersebut saya lakukan terus-menerus, mulailah saya mempertanyakan beberapa hal. Ditambah dengan pemikiran saya yang hampir dipenuhi oleh pemikiran Ahmad Wahib, sempurna sudah pergolakan saya terhadap sesuatu yang janggal serta terjadi di depan mata. Pertanyaan saya bisa dibilang cukup rumit tetapi bisa menjadi suatu renungan serta bahan kajian

Kenapa hanya mahasiswa penerima beasiswa yang wajib menjadi peserta upacara?

Apabila karena tanggung jawab? Apakah penggunaan dana yang sesuai, nilai yang stabil sampai tinggi, serta pengabdian masyarakat belum cukup sebagai bentuk pertanggungjawaban?

Apabila untuk tujuan meningkatkan nilai bela negara di dalam diri, apakah hanya mahasiswa penerima beasiswa yang dituntut untuk mempunyai nilai bela negara yang tinggi? Lalu mahasiswa non beasiswa tidak diperdulikan nilai bela negara di dalam dirinya?

Apakah negara ini hanya akan di bela oleh aku dan teman-teman miskinku?

Kenapa tidak semua orang dituntut terutama di dalam lingkungan UPNVJ untuk menjadi peserta upacara sebagai salah satu bentuk implementasi bela negara?

Sekiranya seperti itulah pertanyaan yang sebenarnya saya simpan serta saya renungkan sejak lama. Tetapi saya amat sangat bersyukur menjadi si miskin, karena kemiskinan saya, pada akhirnya saya merasa menjadi seorang yang sangat mencintai negara saya. Terlebih sistem yang menuntut saya untuk mencintai negara saya lebih dari orang biasa.

Biarkanlah semesta yang menjawab pertanyaan saya.

--

--